Blogger Templates

Selasa, 04 Oktober 2011

Gonore

Apa sih yang namanya gonore itu?


Gonore, adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman kecil berbentuk diplokokus, yaitu seperti biji kopi yang terbelah, dan disebut gonokokus, atau juga oleh sejenis virus yang disebut klamidia trakomatis. Terutama yang diakibatkan oleh mikro-organisme yang dikenal dengan nama neisseria gonorrhoeae.

Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual, namun demikian penularan penyakit ini dapat juga diakibatkan karena "sentuhan tangan, pakaian, atau barang-barang yang telah digunakan penderita/orang yang mengindap penyakit gonore.
Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: bila pria, ia akan merasa 'panas' ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita gonore umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gelaja keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga diseliling vagina (liang senggama) kaum wanita. Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

Gejala

Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan.
Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan kebutaan.
Sejumlah kecil orang mungkin asimtomatik untuk seumur hidup. Antara 30% dan 60% orang dengan gonore yang asimptomatik atau memiliki penyakit subklinis.
Pada laki-laki, gejala termasuk keluarnya cairan kekuningan dari penis, terkait dengan menyakitkan, dan kadang-kadang sering, buang air kecil. Gejala dapat berkembang 2-30 hari setelah infeksi. Beberapa persen dari pria yang terinfeksi tidak memiliki gejala.
Infeksi dapat pindah ke prostat, vesikula seminalis, dan epididimis, menyebabkan rasa sakit dan demam. Tidak diobati, gonore dapat menyebabkan kemandulan.
Hal ini tidak biasa bagi pria untuk memiliki gonore tanpa gejala. Pria mungkin mengeluh nyeri pada buang air kecil dan tebal, debit berlebihan, uretra nanah (juga dikenal sebagai''gleet'') adalah presentasi yang paling umum.
Pemeriksaan dapat menunjukkan memerah meatus uretra eksternal. Infeksi Ascending mungkin melibatkan epididimis, testis, atau kelenjar prostat, menyebabkan gejala seperti nyeri atau pembengkakan skrotum.
Lebih dari setengah wanita dengan gonore tidak menunjukkan gejala, atau gejala ringan yang cukup untuk diabaikan.
Perempuan mungkin mengeluh keputihan, kesulitan buang air kecil (disuria), kencing proyektil, off-siklus menstruasi atau perdarahan setelah hubungan seksual.
Leher rahim dapat muncul di mana saja dari normal ke ekstrim peradangan leher rahim ditandai dengan nanah.
Gejala awal mungkin termasuk keluarnya cairan dari vagina, rasa tidak nyaman di perut bagian bawah, iritasi alat kelamin, rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil dan perdarahan yang abnormal.
Gejala yang kurang canggih, yang mungkin menunjukkan perkembangan penyakit radang panggul (PID), termasuk kram dan nyeri, perdarahan antara periode menstruasi, muntah, atau demam. Wanita yang meninggalkan gejala-gejala ini tidak diobati dapat mengembangkan komplikasi parah.
Infeksi biasanya akan menyebar ke rahim, tuba falopi, dan ovarium, menyebabkan penyakit radang panggul (PID).
Kemungkinan peningkatan produksi hormon pria adalah umum. Infeksi pada uretra (uretritis) menyebabkan disuria sedikit atau nanah.
Kombinasi uretritis dan servisitis pada pemeriksaan sangat mendukung diagnosis gonore, karena kedua situs yang terinfeksi pada pasien gonore paling.
Infeksi gonore juga dapat hadir sebagai artritis septik. Contoh penglihatan kabur pada satu mata dapat terjadi pada orang dewasa.
Jakarta, Kencing nanah atau gonore (GO) adalah salah satu penyakit
menular seksual (PMS) yang paling sering terjadi. Gejalanya cukup jelas tetapi beberapa orang mengalaminya tanpa gejala. Bagaimana cara penularannya?
Seperti dilansir dari WebMD, Selasa (29/6/2010), gonore disebabkan oleh bakteri yang disebut Neisseria gonorrhoeae, yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1879.
Orang yang terkena gonore umumnya tertular pertama kali karena kontak dengan orang yang terinfeksi saat melakukan hubungan seksual melalui vagina, oral, anus.
Sedangkan kontak non seksual terjadi pada ibu hamil yang terkena gonore kemudian menularkan pada anaknya saat proses persalinan.
Bakteri ini masuk melalui lapisan dalam uretra (saluran kemih), leher rahim, rektum (jalur usus besar ke anus) dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
Masa inkubasi, dari waktu terpapar bakteri sampai mengembangkan gejala biasanya 2 sampai 5 hari. Tetapi bisa saja tak bergejala sampai 30 hari.
Gejala pada wanita
Pada wanita, gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga keliru dengan infeksi kandung kemih atau infeksi vagina.
Gejala bisa meliputi:
1. Sering buang air kecil dan sakit
2. Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
3. Cairan vagina abnormal
4. Pendarahan vagina abnormal selama atau setelah berhubungan seks atau antara periode haid
5. Alat kelamin terasa gatal
6. Perdarahan haid tidak teratur
7. Perut bagian bawah terasa sakit
8. Perdarahan haid tidak teratur
9. Kelenjar bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (kelenjar Bartholin)
10. Hubungan seksual terasa menyakitkan
11. Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular

Gejala pada pria
Pada pria, gejala biasanya cukup jelas, tetapi beberapa orang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, dan tanpa disadari dapat menularkan infeksi gonore untuk pasangan seksnya.
Gejala bisa meliputi:
1. Cairan penis abnormal (terlihat seperti susu pada awalnya, kemudian kuning, lembut, dan berlebihan, kadang-kadang darah kebiruan)
2. Sering buang air kecil dan sakit
3. Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
4. Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular

Gejala-gejala gonore yang telah menyebar dari kelamin ke daerah lain meliputi:
1. Ruam
2. Radang sendi atau arthritis
3. Tendon meradang

Orang yang rentan terkena gonore dan penularannya:
1. Kepadatan tinggi daerah perkotaan di antara kaum muda di bawah usia 24 tahun yang memiliki banyak pasangan seks dan melakukan hubungan seksual tanpa kondom
2. Infeksi Gonore 1,5 kali lebih sering terjadi pada pria daripada wanita
3. Meski gonore merupakan PMS, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hal itu dapat terjadi karena kutu pubis, yang bisa terdapat pada tempat-tempat kotor
4. Gonore biasanya ditularkan melalui hubungan seks vagina dan anus
5. Kontak oral sering tidak menularkan gonore
6. Bakteri gonore menyukai daerah hangat dan lembab seperti mulut, rektum, vagina dan uretra
7. Gonore dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya selama proses kelahiran

Apa Penyebab Gonore?

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria''''gonorrhoeae.
Infeksi ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual vagina, oral, atau anal, meskipun jarang terjadi transmisi dengan praktik seks aman penggunaan kondom dengan pelumasan.
Masa inkubasi adalah 2 sampai 30 hari dengan gejala yang paling terjadi antara 4-6 hari setelah terinfeksi.
Pria memiliki resiko 20% terkena infeksi dari satu tindakan hubungan seksual vagina dengan seorang wanita terinfeksi gonore.
Risiko bagi laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (MSM) yang lebih tinggi.
Wanita memiliki risiko 60-80% mendapatkan infeksi dari satu tindakan hubungan seksual vagina dengan seorang pria yang terinfeksi dengan gonore.
Seorang ibu yang terinfeksi dapat mengirimkan gonore ke bayinya selama persalinan, kondisi yang dikenal sebagai oftalmia neonatorum.

Mengenal Penyebab Gonore (Kencing Nanah)

womengonorrhea
NEISSERIA GONORRHOEAE (GONOKOKUS)
Merupakan salah satu spesies dari famili Neisseriaceae. Gonokokus adalah kokus gram-negatif yang biasanya tidak berpasangan atau berkoloni paling kecil dan bersifat patogen pada manusia, serta secara khas ditemukan bersama atau di dalam sel PMN.
Gonokokus hanya meragi glukosa dan secara antigenik berbeda dengan Neisseria lainnya. Cenderung tumbuh lambat pada biakan primer, karena membutuhkan arginin, hipoxantin dan urasil. Pada isolasi bahan klinis (subbiakan selektif) mempunyai koloni khas mengandung bakteri berpili, sedangkan pada subbiakan nonselektif membentuk koloni besar dan tidak berpili. Juga ditemukan varian koloni transparan, bertipe koloni kecil disebabkan protein II permukaan terbuka (Opa) maupun besar.

Neisseria-gonorrhoeae

MORFOLOGI  DAN IDENTIFIKASI
A.     Ciri Khas Organisme
Diplokokus gram-negatif, tidak bergerak, diameternya ± 0,8 μm. Apabila soliter berbentuk ginjal dan bila berpasangan, bagian rata (cekung) saling berdekatan.
B.     Biakan
Jika ditanam pada biakan diperkaya (misalnya; Mueller-Hinton modifikasi Thayer-Martin) dalam 48 jam akan membentuk koloni mukoid cembung, mengkilat, menonjol (diameter 1-5 mm), transparan (opak), tidak berpigmen dan nonhemolitik.
C.     Sifat Pertumbuhan
Paling baik tumbuh pada lingkungan Aerob, mengandung zat organik kompleks seperti darah dipanaskan, hemin atau protein hewan dan dalam atmosfer yang mengandung CO2 5%. Memiliki persyaratan kompleks pertumbuhan, meragikan glukosa, membentuk asam, tetapi tidak menghasilkan gas. Menghasilkan oksidase dan memberi reaksi oksidase (+).
Pertumbuhan dihambat oleh beberapa unsur toksik didalam pembenihan (misalnya asam lemak dan garam). Cepat mati oleh pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan disinfektan. Menghasilkan enzim autolitik yang cepat mengakibatkan pembengkakan dan lisis in vitro pada 25°C dan pH basa.

STRUKTUR ANTIGEN

Secara antigenik bersifat heterogen dan dapat mengubah struktur permukaannya in vitro atau in vivo untuk menghindari pertahanan inang.
A.     Pili
Alat mirip rambut yang dibangun oleh tumpukan protein Pilin (BM 17.000-21.000) menjulur ke luar beberapa mikrometer dari permukaan Gonokokus yang membantu perlekatan pada sel inang dan resistensi terhadap fagositosis. Pada ujung N molekul Pilin mengandung banyak asam amino hidrofobik. Rangkaian asam amino dekat bagian tengah molekul berguna untuk melekat pada sel inang dan kurang berguna untuk respon imun. Urutan asam amino dekat ujung karboksi sangat variabel dan sangat berperan dalam respon imun. Pilin pada semua strain Gonokokus berbeda secara antigenik dan satu strain dapat membuat berbagai pilin yang secara antigenik berbeda.
B.     Por (Protein I)
Menjulur dari selaput sel Gonokokus dan terdapat dalam bentuk trimer untuk membentuk pori di permukaan, tempat masuknya beberapa nutrien ke dalam sel dengan bobot molekul 34.000-37.000. Setiap strain Gonokokus hanya memiliki satu tipe Por, tetapi Por dari strain lain secara antigenik berbeda. Penentuan tipe secara serologi alam laboratorium terhadap Por oleh reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal berhasil membedakan 18 serovar PorA dan 28 serovar PorB.
C.     Opa (Protein II)
Berfungsi untuk pelekatan gonokokus di dalam koloninya dan pelekatan pada sel inang. Satu bagian molekul Opa (BM 24.000-32.000) terdapat pada selaput luar Gonokokus dan sisanya pada permukaan, dari koloni opak tetapi pada koloni transparan dapat ada atau tidak. Satu strain Gonokokus kadang dapat memiliki hingga tiga tipe Opa, meskipun setiap strain mempunyai sepuluh atau lebih gen tiap Opa.
D.     Rmp (Protein III)
Protein reduksi yang dapat dimodifikasi dan mengalami perubahan pada berat molekulnya (BM ~ 33.000) ketika tereduksi, secara antigenik dalam semua Gonokokus. Rmp bekerja sama dengan Por dalam pembentukan pori pada permukaan sel.
E.     Lipooligosakarida (LOS)
LOS (BM 3.000 – 7.000) tidak mempunyai rantai samping antigen O panjang disebut  Polisakarida. Gonokokus   apat   memiliki  lebih  dari   satu  rantai   LOS  yang
berbeda antigennya. Racun infeksi terutama disebabkan pengaruh endotoksik LOS.
F.      Protein Lain
Beberapa protein antigen Gonokokus belum diketahui patogenesisnya. Lip (H8) adalah protein permukaan terbuka yang dapat berubah oleh panas. Fbp (terikat Fe, BM~Por) diekspresikan bila pasokan besi terbatas (infeksi). Protease IgA1 yang memecahkan dan menonaktifkan IgA1, imunoglobulin mukosa  utama manusia.

GENETIKA DAN KEANEKAAN ANTIGEN

Gonokokus telah mengembangkan mekanisme yang berbeda-beda untuk sering berganti antigen yang berfungsi penting dalam respon imun infeksi untuk membantu menghindari sistem imun inang, tiap satu dari 103 Gonokokus (Pilin, Opa atau Lipopolisakarida) pada permukaan molekul yang sama dan terbuka.
Banyak gen penyandi Pilin, tetapi hanya satu gen yang disisipkan ke situs ekspresi. Gonokokus dapat membuang dan mengganti semua atau sebagian gen Pilin. Mekanisme Pilin memungkinkan Gonokokus membentuk berbagai molekul Pilin dengan antigen berbeda sepanjang waktu. Mekanisme perubahan Opa melibatkan sekurang-kurangnya sebagian, penambahan atau pembuangan DNA satu atau lebih ulangan pentamer yang mendahului urutan penyandi struktur Opa.
Gonokokus mengandung plasmid; 95% strain berplasmid “Cryptic” kecil (BM 2,4 x106) yang fungsinya tidak diketahui, dua plasmid lainnya (BM 3,4 x106 dan 4,7 x106) mengandung gen penyandi produksi β-Laktamase, penyebab resistensi terhadap penisilin dan dapat dipindahkan dengan konjugasi di antara bakteri Gonokokus. Sering ditemukan Gonokokus resistensi terhadap tetrasiklin akibat penyisipan gen streptokokus penyandi resistensi terhadap tetrasiklin ke dalam plasmid yang berkonjungasi.


blenorhea

PATOGENESIS, PATOLOGI DAN GAMBARAN KLINIK

Gonokokus menunjukkan beberapa tipe morfologi koloni dan hanya bakteri berpili yang virulen. Koloni opak Gonokokus menghasilkan Opa diisolasi dari pria penderita uretritis simptomatik dan biakan serviks rahim. Koloni transparan sering diisolasi dari pria penderita infeksi uretra asimptomatik, wanita yang sedang haid dan gonore bentuk invasif, termasuk salpingitis dan infeksi yang tersebar luas. Tipe koloni yang dibentuk oleh satu strain Gonokokus akan berubah-ubah selama siklus menstruasi.
Gonokokus menyerang selaput lendir saluran genitourinaria, mata, rektum dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi akut yang dapat menyebabkan invasi jaringan diikuti peradangan kronis dan fibrosis. Pada pria terdapat urethritis, dengan nanah berwarna krem dan nyeri waktu kencing, serta dapat menjalar  ke epididimis. Pada infeksi yang tidak diobati, sementara supurasi mereda, terjadi fibrosis yang kadang mengakibatkan sumbatan urethra yang dapat tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks, meluas ke urethra dan vagina mengakibatkan sekret mukopurulen. Infeksi kemudian menjalar ketuba uterina dan menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi. Infertilitas terjadi pada 20% wanita penderita salpingitis. Servisitas kronis atau proktisis akibat Gonokokus sering asimtomatik.
gonore-penis
Bakteremia Gonokokus mengakibatkan lesi kulit (terutama papula hemoragik dan pustula), serta tenosinovitas dan artritis supuratif ekstremitas. Endokarditis Gonokokus tidak umum, tetapi menyebabkan infeksi hebat. Kadang menyebabkan meningitis dan infeksi mata pada orang dewasa. Oftalmia neonatorum gonokokus, infeksi mata pada bayi baru lahir, karena melewati jalan lahir yang terinfeksi dan menyebabkan kebutaan.
Gonokokus penyebab infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, Gonokokus yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin dan urasil untuk pertumbuhannya.
gonore-vagina
TES DIAGNOSTIK LABORATORIUM
A.     Bahan
Nanah dan sekret diambil dari urethra, serviks, rektum, konjungtiva, tenggorokan atau cairan sinovial untuk biakan dan sediaan. Untuk penyakit sistemik sistem biakan khusus lebih berguna karena Gonokokus peka terhadap polianetol sulfonat pada pembenihan biakan darah standar.
B.     Sediaan Hapus
Sediaan pewarnaan Gram eksudat urethra atau endoserviks memperlihatkan banyak diplokokus di dalam sel nanah sebagai diagnosis presumtif. Sediaan apus eksudat urethra pria  bersensitivitas 90% dan spesifisitas 99%, dan sediaan apus eksudat endoserviks mempunyai sensitivitas 50% dan spesifisitas 95%. Sediaan apus berwarna pada eksudat konjungtiva juga dapat terdiagnostik, tetapi bahan dari tenggorokan dan rektum umumnya tidak membantu.
C.     Biakan
Nanah (lendir) digoreskan pada biakan selektif diperkaya (misalnya, pembenihan modifikasi Thayer-Martin) dan dieramkan dalam atmosfer mengandung CO2 5% pada suhu 37°C. Untuk menghindari pertumbuhan berlebihan oleh kontaminan, biakan sebaiknya mengandung obat antimikroba. 48 jam setelah pembiakan, dapat teridentifikasi dari pewarnaan Gram, hasil oksidase (+) dan tes koagulasi, serta  imunofluoresensi. Spesies bakteri subbiakan dapat ditentukan reaksi peragian.
D.     Serologi
Serum dan cairan genital mengandung IgG dan IgA terhadap pili Gonokokus, protein selaput luar dan LPS yang dapat ditentukan dengan tes Immunoblotting, radioimunoasai dan ELISA (enzyme linked immunosorbent assay). Namun kurang berguna, karena keanekaan antigen Gonokokus, tertundanya pembentukan antibodi infeksi akut dan tingkat antibodi yang tinggi dalam populasi aktif secara seksual. Beberapa IgM serum bersifat bakterisidal terhadap Gonokokus in vitro.
IMUNITAS
Infeksi Gonokokus berulang secara umum, karena imunitas pelindung terhadap reinfeksi tidak terbentuk. Meskipun ada antibodi, IgA dan IgG pada permukaan selaput lendir, antibodi tersebut sangat strain spesifik atau lemah daya perlindungannya.
PENGOBATAN
gonore-drugMeluasnya pemakaian penisilin, resistensi Gonokokuspun timbul karena seleksi mutan kromosom, sehingga banyak strain memerlukan penisilin G kadar tinggi (MIC ≥1μg/mL) untuk menghambatnya. Gonokokus penghasil penisilin (PPNG) juga meningkat prevalensinya. Sering ditemukan bentuk resisten terhadap tetrasiklin yang diperantarai secara kromosom berkadar tinggi (MIC ≥32μg/mL) dan  resistensi spektinomisin dan antimikroba lainnya.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS menganjurkan infeksi genital atau rektal yang tidak berkomplikasi diobati intramuskular dengan seftriakson 250 mg dosis tunggal. Terapi tambahan dengan doksisiklin 100 mg, oral dua kali sehari selama 7 hari,  bagi yang disertai infeksi klamidia dan pada wanita hamil. Diberikan juga eritromisin basa 500 mg, oral empat kali sehari selama 7 hari.
Pada pria penderita uretritis, setelah pengobatan terlihat kesembuhan klinis nyata tidak perlu dibuktikan dengan biakan. Pada infeksi lainnya, harus diikuti tindak-lanjut, karena sering diikuti penyakit kelamin lainnya

EPIDEMIOLOGI, PENCEGAHAN DAN PENGEDALIAN

Gonore tersebar luas diseluruh dunia dan insidennya terus meningkat tiap tahunnya.  Infeksinya ditularkan melalui kontak seksual (Infektivitas 20-30%), terutama pria-wanita infeksi asimtomatik. Infeksi dapat dikurangi dengan menghindari hubungan seksual dengan banyak pasangan, pembasmian dengan diagnosis dini dan pengobatan, serta penemuan kasus dengan penyaringan penduduk beresiko tinggi dan pendidikan. Profilaksis mekanik (kondom) memberikan proteksi sebagian dan Kemoprofilaksis dapat menimbulkan peningkatan resistensi terhadap antibiotika.
PPNG pertama kali muncul 1976, strain resiten penisilin ini ditemukan di berbagai belahan dunia, dengan insiden tertinggi di Filipina. Oftalmia neonatorum Gonokokus dicegah dengan pemberian lokal salep mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% pada konjungtiva bayi yang baru lahir, walau pemberian larutan perk nitrat juga efektif, tetapi sukar disimpan dan dapat menyebabkan iritasi konjungtiva.

GONORRHEA & CHLAMYDIA
  • Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah hubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini
  • Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang air kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat atau tidak terasa sama sekali.
  • Gejala-gejala gonorrhea pada wanita biasanya sangat ringan atau tidak terasa sama sekali, tetapi kalau tidak diobati penyakit ini dapat menjadi parah dan menyebabkan kemandulan
  • Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik bila ditangani secara dini

Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah untuk menemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus).

1 komentar:



  1. Blog yang sangat menarik isinya informatif sekali .



    Punya Problem Penyakit Menular Seksual ? konsultasi chat online dengan dokter spesialis Kesehatan kelamin Gratis aman terjaga, privasi pasien terlindungi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung dengan kami. Anda dapat menghubungi, Dokter spesialis kelamin kami untuk masalah penyakit Kencing nanah, herpes, sipilis, keputihan, Kutil kelamin ( Kodiloma Akuminata)ejakulasi dini dan masalah kelamin lainya
    Untuk Konsultasi klik :
    kesehatankelamin

    Konsultasi Kesehatan Gratis

    Obat Penyakit Kelamin


    www.klinikapollo.net

    BalasHapus